Selasa, 27 Mei 2014
Tips pemilihan dan pemeliharaan kura-kura
Banyak remaja menyenangi kura-kura air karena penampilannya unik dan lucu.
Kura-kura air hidup di sebagian besar belahan dunia, daerah subtropis maupun tropis baik air tawar maupun air laut. Kura-kura air berbeda dengan jenis kura-kura lainnya, yaitu pada cangkang (shell) atau gelambir (semacam sirip) di kaki.
Di habitat aslinya, kura-kura air menjalani proses hibernasi (“tidur” dalam jangka panjang) sebagai antisipasi dari adanya musim yang ekstrim, yaitu dengan merendamkan dirinya dalam lumpur selama kondisi ekstrim. Lain halnya dengan kura-kura air yang dipelihara dalam kandang, hibernasi tidak pernah dilakukan karena tidak ada lagi musim yang ekstrim. Makanan dan penghangat/pendingin sudah disediakan. Lagi pula dalam kandang tidak disediakan tempat yang cocok untuk berhibernasi.
A. Daya Tarik Kura-Kura Air
Yang menjadi daya tarik:
- tampak seperti hewan purba
- bagian tubuhnya dapat disembunyikan dalam cangkang
Penampilan kura-kura air memang unik dan lucu. Hewan air ini pun dapat hidup di daratan. Di bagian punggungnya terdapat cangkang yang keras dan berwarna indah. Cangkang inilah yang menyebab hewan ini disenangi sebagai hewan kesayangan.
Memelihara kura-kura air mulai menjadi trend di kota-kota besar Indonesia dalam beberapa tabun terakhir sejak diimpor dari luar negeri. Hobi ini merebak terutama di kalangan remaja. Di negara maju seperti Eropa dan Amerika, kura-kura air telah lama menjadi hewan peliharaan yang diperlakukan sebagai hewan kesayangan.
B. Jenis yang Disukai
Yang banyak dipelihara: mata-mata, alligator, kepala babi, galapagos kotak-kotak
Kura-kura galapagos (Geochelone elephantopus) dijuluki kura-kura raksasa berkaki gajah. Diameter cangkangnya mencapai 122 cm. Kaki depannya besar dan gemuk. Kulitnya berbintil-bintil. Walaupun besar, kura-kura ini jinak. Saat masih kecil, penampilannya kurang menarik.
Kura-kura kepala babi (Carettochelys insculpta) sering disebut labi-labi. Kepalanya memiliki moncong seperti babi. Ukurannya sekitar 40 cm dengan cangkang hitam. Setiap kakinya memiliki selaput renang.
Kura-kura kotak-kotak atau box turtle (Terrapene sp.) memiliki banyak jenis. Disebut box turtle karena cangkangnya berpola kotak-kotak. Di antara banyak jenisnya, ada beberapa yang sangat digemari sebagai hewan kesayangan, yaitu malaclemys terrapin (kura-kura berpunggung seperti intan), Cuora amboinensis (sering dikenal dengan bulus sawah),Terrapine carolina, Terrapine coahuila, dan Pseudemys scripta. Umumnya kura-kura kotak-kotak bertemperamen penurut. Perutnya berengsel melintang sehingga seluruh tubuhnya dapat dimasukkan ke dalam cangkangnya. Corak perutnya cantik, yaitu kuning bergaris-garis coklat. Cangkangnya cembung dengan pola kotak-kotak.
Kura-kura mata-mata hidup dan suka diam di dasar sungai atau danau yang dangkal di antara akar-akar tumbuhan air. Cangkangnya menyerupai tumhuhan air. Jenis ini memangsa binatang air.
Hidungnya panjang dan menyempit. Terkadang kura-kura ini suka menyembul ke permukaan air.
Kura-kura alligator merupakan jenis kura-kura air yang selalu tinggal di dalam air. Warna cangkangnya hijau kecokelatan menyerupai tumbuhan air dan senang menyamar (kamuflase) di habitatnya. Perilakunya unik dan lucu. Lidahnya kecil berwarna merah muda rnenyerupai cacing yang sering dijulurkan. Lidah tersebut untuk memancing mangsanya mendekat. Beratnya dapat mencapai 100 kg dan sanggup seekor itik sekaligus.
C. Kandang dan Perlengkapannya
Yang perlu diperhatikan:
- hindari pemakaian bahan kandang yang kasar dan beracun
- lengkapi kandang dengan kolam
- hindari pemakaian air yang sudah tercemar bahan beracun
Bahan kandang yang keras dapat melukai kaki dan bagian bawah tubuh. Sementara tipe dan luas kandang yang harus disiapkan tergantung jumlah, jenis, dan ukuran kura-kura air saat dewasa. Kandang harus dilengkapi dengan kolam seluas duapertiga luas kandang dan sepertiganya daratan. Daratan ini perlu dilengkapi dengan batu-batuan dan tanaman hijau sebagai tempat persembunyiannya. Bahkan kandang dapat dilengkapi “pantai berpasir” kalau pemeliharaannya ditujukan untuk perkembangbiakan. Sementara kolamnya dilengkapi kayu yang dapat mengapung agar kura-kura kecil dapat beristirahat di atasnya atau bersembunyi di sisinya.
Anak kura-kura yang baru menetas dapat dipelihara dalam akuariurn di dalam rumah (inrloor). Bahkan saat ini sudah dijual kolam artifisial dari bahan plastik yang liat dan tahan torehan. Kolam semacam ini hanya dikhususkan bagi anak kura-kura dan dapat dipindah-pindahkan menurut kesenangan pemeliharanya. Bila sudah mulai besar, kura-kura tersebut harus dipindahkan dalam kolam di kandang.
Tinggi permukaan air di dalam kolam atau akuarium diatur minimal seukuran panjang kura-kura yang akan dipelihara. Air harus bebas dari bahan beracun. Umuk itu, air dibiarkan dalam kolam atau akuarium selama 48 jam sebelum kura-kura dimasukkan ke dalamnya.
Agar sisa-sisa makanan dan feses tidak mengotori air kolam maka kolam sebaiknya dilengkapi dengan filter (penyaring). Untuk keperluan ini dasar kolam diberi susunan batu kerikil agak tebal. Selain itu, kandang sebaiknya diletakkan tempat makan dan minum yang dapat ditutup. Ini dimaksudkan agar makanan dan minumannya tidak mencemari air kolam.
Sinar matahari langsung akan kehilangan daya ultravioletnya bila harus melewati fiber atau kaca jendela. Bila sinar matahari tidak dapat langsung masuk maka kandang perlu dipasangkan lampu UV artifisial. Lampu ini dinyalakan selama 10—12 jam sehari pada waktu udara cerah atau 12—14 jam sehari pada waktu cuaca mendung atau gelap.
D. Makanan
Makarum utama: ikan, daging, cacing
Makanan tambahan: mineral kalsium, fosfor, dan vitamin D
Sebagai hewan peliharaan, kura-kura dapat menderita malnutrisi karena umumnya hobiis kurang memperhatikan jenis dan porsi makanan yang diperlukan. Banyak yang mengira kura-kura hanya makan tumbuhan, padahal ia pun makan daging. Memang kura-kura dewasa hanya makan daging saja, sedangkan kura-kura muda memakan tumbuhan dan daging. Perubahan perilaku makan ini terjadi setelah usia 2 tahun.
Makanan berupa daging, serangga, cacing, atau ikan mati jangan diberikan melalui air kolam karena sisa makanannya akan mencemarkan air kolam. Namun, ikan hidup dapat dimasukkan ke dalam kolam karena kura-kura dapat memburunya seperti di habitat asli.
Pemberian makanan tergantung besar dan umur kura-kura air. kura-kura muda biasanya diberi makan sekali setiap hari, sedangkan kura-kura dewasa (tua) cukup diberi makan 2—3 kali seminggu.
Makanan anjing atau kucing yang kering terutama berbahan atau beraroma ikan sangat baik diberikan karena kandungan zat nutrisinya lengkap. Apalagi makanan tersebut tidak berbau, bersih, awet disimpan, serta feses dan urine yang dihasilkan sedikit.
Terkadang makanan segar yang diberikan tidak selalu mengandung zat gizi berimbang. Agar gizinya berimbang, kura-kura dapat diberi makanan tambahan berupa tablet mineral dan vitamin, terutama kalsium, fosfor, dan vitamin D.
E. Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan:
- derajat keasaman air yang baik adalah pH 6—6,5
- kontrol terus kondisi tubuh kura-kura agar tetap sehat
1. Keadaan air kolam
Untuk memperoleh kondisi pH air yang baik, ke dalam air kolam dapat ditambahkan sedikit vinegars (minuman asam), baik bening maupun kecokelatan, dan garam non-yodium (satu sendok makan). Cara ini untuk mencegah dan membatasi berkembangnya mikroorganisme patogen.
Pengosongan dan pembersihan kolam atau akuarium perlu dilakukan sebulan sekali, terutama kolam atau akuarium kecil. Pembersihan total kolam yang luas dapat dilakukan 3—6 bulan sekali.
Suhu lingkungan dan suhu air diusahakan mendekati habitat aslinya. Suhu optimum bagi kura-kura adalah 22—27″ C. Suhu lingkungan rendah menyebabkan kura-kura hilang nafsu makan dan malas bergerak. Untuk mencapai kondisi suhu optimum, sebaiknya kandang diberi lampu listrik atau alat pemanas.
2. Problem kesehatan
Setiap pemelihara ingin melihat hewan peliharaannya tampak lincah dan gesit. Ciri-ciri kura-kura sehat antara lain rumah kokoh, kuat, bersih, mengilap, dan tidak salah bentuk; mata lebar, cemerlang, dan bersih; lubang hidung kering dan bersih; serta gerakan gesit terutama saat berenang. Sementara kura-kura yang sakit menampakkan kondisi yang berlawanan daripada kondisi sehat. Ada-pun beberapa gangguan kesehatannya antara lain sebagai berikut.
a. Mata bengkak
Defisiensi vitamin A menyebabkan sel-sel mata membengkak sehingga mata tampak melotot dan mengembung. Gangguan ini sering dialami kura-kura air peliharaan.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian vitamin A, baik disuntikkan maupun lewat mulut (disisipkan ke dalam mangsa atau makanan). Dosisnya adalah 2.000 IU per kg berat badan yang diberikan setiap minggu. Untuk mencegah infeksi dapat disuntikkan antibiotika Gentamycine dengan dosis 6 mg per kg berat badan setiap tiga hari sekali.
b. Rumah lunak, salah bentuk, dan rapuh
Rumah kura-kura yang digunakan untuk berlindung terus berkembang mengikuti ukuran tubuhnya. Mineral kalsium, fosfor, vitamin D, dan sinar ultraviolet sangat berperan dalam pembentukan rumah yang sehat, yaitu tidak lunak, tidak salah bentuk, dan tidak rapuh. Rumah rapuh pun dapat disebabkan infeksi jamur Tinea sp.
Untuk mencegah hal tersebut, pemberian makanan tambahan berupa kalsium, fosfor, dan vitamin D3, baik melalui suntikan maupun lewat makanan perlu dilakukan. Makanannya pun harus mempunyai kandungan gizi berimbang. Sementara infeksi jamur dapat dicegah dengan cara higiene dan sanitasi makanan, air kolam, dan lingkungan.
c. Penggumpalan telur
Penggumpalan telur ialah lengketnya beberapa telur sehingga menjadi sangat besar. Penggumpalan telur disebabkan oleh tidak seimbangnya zat gizi dalam makanan yang disertai defisknsi mineral.
Bila kondisi ini terjadi, kura-kura betina akan sulit atau tidak mampu mengeluarkannya yang akhirnya akan terjadi penyumbatan. Akibatnya kura-kura kura akan merejan, loyo, sangat lemah, gelisah, serta kaki dan tubuh selalu direntangkan.
Pertolongan dapat dilakukan dengan menarik telur-telur itu secara manual. Kalau terpaksa, lakukan penyedotan dengan spuit (ukuran agak besar, sekitar 20 ml) pada salah satu atau beberapa telur agar ada ruang untuk keluarnya telur.
Pencegahannya dilakukan menjelang atau selama musim kawin dengan pemberian makanan tambahan berupa mineral kalsium dan fosfor. Vitamin D pun perlu diberikan. Vitamin ini diperoleh dari sinar matahari atau sinar UV artifisial.
d. Infeksi alat pernapasan
Infeksi alat pernapasan merupakan perkembangan infeksi alat pernapasan bagian muka (hidung) yang menjalar ke alat pernapasan bagian tengah (trachea dan bronchus) dan kemudian terus ke alat pernapasan bagian dalam (paru-paru). Bila infeksi terus menjaiar ke kantong-kantong udara maka akan terjadi radang kantong udara. Ini terjadi kalau infeksi awal tidak diantisipasi secepatnya.
Gejala yang timbul adalah keluarnya ingus dari hidung, mata sembab, borsin, batuk, sulit bernapas (tampak bernapas lewat mulut), lemah karena nafsu makan hilang dan kekurangan oksigen, serta tampak tidak seimbang, miring, dan malah membentur dinding kolam saat kura-kura berenang.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotika Ampisilin, Gentamisin, atau Enrofloxatin serta pemberian vitamin dan mineral, bai lewat suntikan atau lewat makanan cair.
e. Telinga bengkak
Infeksi alat pornapasan yang proses kesembuhannya tidak tuntas dapat menjalar ke dalam telinga sehingga terjadi radang telinga bagian dalam (otitis interna). Telinga menjadi sakit, bengkak, dan keluar nanah yang sangat berbau.
Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika seperti pada infeksi alat pernapasan. Selain itu, dapat dilakukan operasi yang banya dapat dilakukan oleh dokter hewan yang berpengalaman.
f. Septicaemia
Septicaemia merupakan peracunan di dalam darah akibat infeksi yang menyerang seluruh sistem tubuh atau oleh luka dalam. Luka dalam dapat menjadi tempat berkembangnya kuman tetanus.
Gejalanya ialah demam, suhu badan tinggi, terjadi pendarahan di bawah kulit, atau darah keluar dari hidung, mulut, dan kloaka. Penyakit ini dapat diobati dengan pemberian antibiotika Ampisilin, Gentamisin, atau Enrofloxacin.
g. Salmonellosis
Salmonellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman Salmonella sp. Infeksi sering terjadi melalui tercemarnya makanan atau air kolam oleh kotoran hewan yang mengandung kuman. Saat daya tahan kura-kura menurun maka kuman mudah menyerang. Penyakit ini bersifat zoonosis.
Pengobatannya harus dilakukan menyeluruh. Kandang, kolam, air, dan semua peralatan harus disucihamakan. Penderita perlu makanan cair melalui selang serta diberi antibiotika dan roboransia (vitamin dan mineral).
h. Mulut busuk
Mulut busuk (infectious stomatitis atau necrotic stomatitis) disebabkan jamur Candida albican. Gejalanya ialah air liur keluar berlebihan (hipersalivasi), pinggiran bibir dan mulut tampak merah atau terkadang terjadi perdarahan, adakalanya terjadi timbunan nanah kental menyerupai keju di dalam pipi atau gusi, mulut sangat berbau dan terasa nyeri, serta kehilangan selera makan.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian obat antijamur (mucostatin) dan roboransia. Selain itu, penderita perlu mendapatkan makanan cair melalui selang karet.
k. Paraphymosis, penile paralysis, dan prolapsus
Penis kura-kura berbentuk seperti bunga mekar kalau sedang ereksi. Kalau terlalu besar dan kulit kulupnya (preputia) berlubang sempit maka penis sulit ditarik atau didorong ke ruangannya kembali. Kejadian seperti ini disebut paraphymosis. Kalau keadaan ini tidak segera ditolong maka pembuluh darah akan terbendung dan penis akan berwarna biru kehitaman karena keracunan zat asam arang (CO ) di dalam darah yang terbendung.
Pembendungan ini pun dapat mengakibatkan kelumpuhan penis (penile paralysis), yaitu penis gagal berereksi. Kejadian serupa pun dapat berlangsung pada vagina yang disebut prolapsus. Untuk mengatasi kelainan ini perlu dioperasi oleh dokter hewan.
Sebagai pertolongan pertama, bila diketahui ada organ yang keluar dan tidak dapat kembali, usahakan agar organ tetap basah dan tidak tercemar kotoran. Agar tetap basah, organ dicuci dengan larutan NaCl fisiologis sebelum ditolong dokter hewan.
j. Pemotongan Moncong dan Kuku
Pertumbuhan moncong dan kuku kura-kura peliharaan umumnya tidak seimbang dengan pemakaiannya seperti di alam. Akibatnya perpanjangannya pun tidak seimbang sehingga dapat mengganggu aktivitasnya. Oleh karena itu, moncong dan kuku yang tumbuh berlebihan harus dipotong.
Pemotongan harus secara hati-hati oleh dokter hewan berpengalaman. Bila pemotongan tidak sempurna, pada moncong dan kuku akan terjadi pendarahan.
F. Membiakkan kura-kura Air
kura-kura jantan:
- tubuh lebih kecil
- kloaka jauh dari batas kulit “rumah”
- ekor lebih panjang dan pipih
- jari dan kuku kaki depan panjang
kura-kura betina:
- tubuh lebih besar
- kloaka sangat dekat dari batas kulit “rumah”
- ekor lebih pendek
- jari dan kuku kaki depan pendek
Saat musim kawin, penis jantan yang terangsang akan berbentuk seperti bunga. Penis berhentuk bunga ini dapat menarik perhatian betinanya. Penis inilah yang akan dimasukkan ke dalam vagina betina saat kopulasi.
Bila ada kura-kura yang sedang lapar dan naluri kanibalismenya muncul maka “bunga aneh” tersebut dapat dimangsanya. Oleh karena itu, diupayakan agar jangan ada jantan lainnya dipelihara dalam kandang yang sama.
kura-kura akan biasanya akan meletakkan telur-telur dalam lubang pasir atau tanah. Setelah diletakkan, telur ditutupi gundukan pasir setinggi 3—5 cm. Sebaiknya, telur tidak diusik hingga saatnya menetas (80—110 hari). Suhu lubang pengeraman tersebut harus 25— 30° C. Ada hipotesis bahwa jenis kelamin bergantung pada suhu lubang. Suhu 30° C dapat menghasilkan sebagian besar kura-kura red eared slider betina, sedangkan suhu 25° C sebagian besar menjadi jantan. Kalau suhunya konstan (27° C), telur akan menetas jantan dan betina dengan perbandingan 1:1. Fenomena ini tidak terjadi pada spesies lainnya.
Saat telur akan menetas, moncong atas bayi kura-kura tersembul ke luar untuk menggigit atau menggergaji kerabang telur sebagai jalan keluar.
Kelahiran tidak selalu sempurna, ada beberapa yang lahir prematur. Bayi prematur ditandai dengan kantung kuning telur menggantung di bagian bawah pusarnya. Bayi kura-kura yang pusarnya belum menutup sempurna masih dapat ditolong asalkan kantung kuning telurnya dijaga jangan sampai pecah atau dipotong. Kantung kuning telur tersebut merupakan persediaan makanan bagi bayi kura-kura hingga ia mampu mencari makan sendiri.
Sebagai rindakan pertolongan bagi bayi prematur dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Tempatkan bayi kura-kura prematur tersebut di tempat khusus. Lalu, balut kantong kuning telur dengan kasa yang dibasahi larutan NaCl fisiologis hingga isi kantong tersebut habis diserap oleh bayi kura-kura.
(Sumber: doveindonesia.wordpress.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar