Minggu, 20 Oktober 2013

CARA IKAN CUPANG BERKEMBANG BIAK Bagian 3: Beternak Ikan Cupang

Hello! Balik lagi bareng admin disini!!!n Hehehe... Masih inget kan obrolan kita yang kemarin tentang mouth brooder dan bubble nestbrooder? Sekarang admin bakal masuk ke sesi yang terakhir, yaitu cara berternak ikan cupang. Buat yang hobi miara cupang, semoga obrolan ini bisa diaplikasikan dan jadi peternak cupang. Lumayan kan kalo berhasil jadi punya usaha ternak cupang dan nambah penghasilan. Ayo kita mulai!

Sebelum kita mulai untuk mengawinkan atau bahasa ilmiahnya adalah memijahkan ikan, ada beberapa kriteria induk jantan dan betina yang perlu diketahui sobat blogger! Ukuran tubuh ikan jantan yang digunakan harus lebih besar daripada si betina dan si jantan harus lebih galak dari betina. Selain itu jika ingin mengawinkan, kawinkanlah cupang yang berjenis sama, misalnya cupang halfmoon jantan dikawinkan dengan cupang halfmoonbetina. Minimal umur induk yang akan dikawinkan berumur 5 bulan. Induk betina yang akan dikawinkan memiliki ciri-ciri perut yang membuncit (bukan karena habis makan) dan yang jantan sudah membuat busa yang cukup banyak.


 Oke sobat blogger, setelah memilih induk yang sesuai dengan kriteria, saatnya menyiapkan tempat untuk mereka bertelur. Wadah yang digunakan bisa berupa akuarium ataupun baskom yang diisi air dengan ketinggian 8 sampai 12 cm. Oh iya, jangan lupa air yang digunakan diendapkan terlebih dahulu minimal selama 2 hari. Selanjutnya masukkan tanam air seperti selada air. Fungsinya ialah untuk tempat cupang jantan meletakkan busa-busanya dan melindungi busa tersebut dari angin dan guncangan.


Setelah wadah dan induk siap, masukkan jantan ke dalam wadah tempat mereka kawin, dan masukkan induk betina ke dalam wadah lain, tetapi kondisikan agar si jantan dan betina masih bisa saling melihat dan bisa berkenalan. Tujuannya ialah agar si jantan mempersiapkan dulu sarang busanya sebelum si betina di campur dengan jantan. Oh iya, berikan tutup pada wadah tempat si jantan membuat sarang. Tujuannya agar busa yang dibuat si jantan tidak terkena getaran akibat angin.


 Nah sobat blogger, setelah si jantan membuat sarangnya dan berkenalan dengan si betina (kurang lebih 1 – 2 hari lamanya), saatnya mencampur antara si jantan dengan si betina. Pada saat pencamuran ini, sobat blogger harus hati-hati sekali. Jangan sampai saran busanya rusak. Nah setelah dicampur antara jantan dan betina, mereka akan berkenalan lagi agar menjadi lebih dekat. Wah! Cupangnya PDKT! Ciee!!! Kegiatan PDKT cupang ini tergantung tingkat kecocokan diantara keduanya. Kalo mereka berdua merasa cocok, maka bisa langsung kawin, tapi kalo lama kenalannya, mungkin perkawin baru terjadi 1 – 2 hari kemudian.


 Proses perkawinan terjadi dengan cara si jantan akan melilit tubuhnya pada si betina dan masing-masing saling melengkungkan tubuhnya. Ketika proses perkawinan selesai, maka si betina akan mengeluarkan telurnya yang kemudian akan ditangkap oleh si jantan dan membawanya ke sarang busa. Cupang jantan akan menjaga telurnya. Apabila ada telur yang terjatuh ke dasar, maka sang bapak akan segera mengambilnya dan menempelkannya lagi ke sarang. Sang ibu akan pergi menjauh dari sang ayah dan sarangnya. Jika cupang sudah tidak melakukan proses perkawinan lagi, maka segera pisahkan si betina dengan si jantan. “Lho kok gitu?” Soalnya ketika proses perkawinan selesai, si jantan cenderung mengejar-ngejar si betina dan tak segan untuk menghantamnya. Wah! Serem banget ya!

Nah sobat blogger, biasanya nih telur akan menetas dalam waktu kurang lebih 36 – 48 jam. Bayi-bayi cupang ini masih sangat lemah dan belum dapat berenang secara bebas. Terkadang malah ada bayi cupang yang terjatuh ke dasar. Pada saat seperti itulah sang ayah akan dengan sigap melindungi bayinya. Sang ayah akan membantu si bayi untuk naik lagi ke permukaan ke sarang busanya. Bayi-bayi cupang hanya akan terlihat seperti titik-titik hitam kecil yang berenangnya hanya naik dan turun. Pada usia tiga hari, bayi cupang ini akan mulai belajar mencari makan sendiri. Makanan yang paling baik untuk bayi-bayi cupang pada umur seperti itu adalah kutu air, artemia, atau microworm.


 Setelah bayi cupang berumur tiga hari, sebaiknya sang ayah dipisahkan dari anak-anaknya. “Kok gitu sih? Terus yang jagain anak-anaknya nanti siapa dong?”. Tenang sobat blogger, pada umur tiga hari si anak cupang sudah bisa berenang dengan bebas dan mencari makan sendiri. Sang ayah dipisahkan untuk menghindari anak cupang ini dimakan oleh sang ayah.  


So, gimana nih sobat blogger? Tertarik ga nih buat belajar ternakin ikan cupang? Susah-susah gampang sih, tapi yang penting adalah ketelatenan dan keuletan dari sobat blogger sendiri. Oh iya, buat yang ludah nyoba ternakin ikan cupang terus bingung gimana cara mebesarkannya, jangan khawatir. Admin bakal ngasih tau cara membesarkan ikan cupang di postingan selanjutnya. Don’t Miss it! (IYP)

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar